Dulu aku lebih suka orang yang cerdas dari pada orang yang rajin. Karena
menurutku kecerdasan adalah modal utama dan pertama untuk sebuah
kesuksesan, apapun bentuknya. Tapi tidak untuk sekarang. Kalau di
suruh milih, aku akan lebih memilih orang yang rajin tapi kecerdasan
biasa-biasa aja. Dari pada orang cerdas yang nggak mau belajar dan hanya
mengandalkan kecerdasannya dalam meraih suksesnya.
Humm…kalau
orang cerdas juga rajin???
Ya élah…itu mah bukan pilihan. Semua orang
ya maunya kayak gitu.
Mau bisa nyanyi, ya biasain nyanyi. Mau
bisa masak, ya yang sering-sering masak. Mau bisa memahami sesuatu
secara mendalam, sering-sering aja ngulang tuh sesuatu. Insyaallah,
bakalan BISA dapet apa yang kamu inginkan.
Jadi inget kata Guruku…”Saya pernah membaca buku ini (Dengan menunjukkan buku yang di
maksud) kurang lebih tujuh belas kali, dan tujuh belas kali juga saya
mendapatkan ilmu/ pemahaman baru dari buku ini”.
Hah????…tujuh
belas kali??? "org yang sudah kenal ma aku mungkin kanget, soalnya posting aja males2an apalagi baca buku sampai 17 kali" hehheee ups intermezo yah sobat...
Perasaan, aku kalau baca buku, tiga kaliiii aja,
rasanya dah mual-mual. Lah ini, tujuh belas..
okey kita balik lagi ke pokok permasalahan...
intinya kita mendapatkan..
Ilmu
baru di setiap baca???
Is that right??
Hmm…Statement itu
ternyata benar. Contoh kecil, baca surah Al-fatihah tentunya nggak bisa sekali
atau dua kali jika memang ingin benar-benar daqiq. Ilmu dan pemahaman
baru pasti akan selalu muncul berkali-kali sebanyak kali kita
membacanya. Karena di setiap sesuatu yang kita baca, makna yang tersirat
lebih banyak dari yang tersurat.
Pernah juga loh aku lihat satu
film yang aku ulangi sampe lebih dari lima kali. Nah,
subhanallah…percaya atau nggak, setiap kali aku lihat tuh film, sebanyak itu pula aku dapet pemahaman baru dari jalan
cerita itu (karena kebetulan tuh film emang nggak mudah di tebak, jadi
nasyat deh nontonnya). Dari sini aku jadi inget dan langsung angguk
kepala sama statemen guruku.
Atau ketika kita baca al-Qurán,
kalam-Nya yang menyimpan makna yang begitu luas dan tanpa batas. Setiap
kali baca, insyaallah akan ada aja makna yang muncul, yang membuat hati
sedikit demi sedikit bergeser kembali ke tempat asalnya, Di tengah,
tempat God spot itu ada.
Yah…Bisa memang karena biasa!!!
Benar
yah kata Rasulullah…”Khairul umur adwamuha wa in qalla” . atau “Qul
amantu billahi tsumastaqim”. Yah…intinya sih istiqamah getoh!!!
Nggak
apa-apa kok sedikit demi sedikit. Yang penting istiqamah. Nanti juga
bakal menjadi bukit. bukan "sedikit demi sedikit lama2 makin dikit" heeee kalo ini mah gak ada ilmu yang masuk...
Kalau otodidak??
Yuhuiii…it’s up to the man.
Yang pasti, insyaallah aku bukan pengikut madzhab otodidak, kecuali
terpaksa, ha3x. Sama aja ya???.
Nah…satu pelajaran lagi dari
rajin.
Yaitu, menghargai sebuah proses. Menurut hasil surveyku dari
beberapa temenku yang dah dapet stempel rajin dari aku (he3x). Setiap
kali aku tanya kenapa mereka nggak bosen-bosennya belajar kesana-kemari, baca buku, atau ikutan diskusi-diskusi
ilmiah. Banyak yang bilang, “karena saya belum bisa apa-apa”.
Subhanallah,
padi semakin berisi semakin merunduk memang. Aku heran, padahal mereka
jauh di atasku dalam hal keilmuan. Mereka sudah jauh berlari, aku masih
baru mencoba untuk berdiri. Iseng ku bilang sama salah satu dari mereka,
“kan Ani udah pinter dan udah pernah mempelajari ilmu ini, ngapain
belajar lagi?”.
“ya, kan saya pengen tahu lebih dalam lagi tentang ilmu ini Eri. Selain itu mungkin cuma ini yang bisa saya lakukan
sebagai bentuk rasa syukur saya atas karunia-Nya, menganugerahkan
kesempatan emas untuk menuntu ilmu disini”, sambil tersenyum manis.
Senyuman yang berhasil membuatku tak bisa berkutik lagi karena tertohok,
hihihi.
Tapi yang aku sering heran.
Kebanyakan orang masih
memandang:
* Orang yang nggak rajin / belajar, trus hasil yang di
capai maksimal => Cerdas.
Yups…aku setuju dengan statemen itu. Itu
berarti Allah memberikan satu kelebihan pada dia.
Tapi…
*
Orang yang rajin terus hasil yang di capai juga maksimal => Owh, itu
karena dia rajin.
Gitu deh jawabnya…
Awalnya sih, aku
masih sempat nerima aja tuh statemen.
Aku yakin, dalam benak banyak
orang Cerdas dan Rajin itu berbeda. Dan kebanyakan orang akan merasa
lebih bangga di katakan cerdas dari pada rajin.
Tapi setelah aku
lihat lagi. Tidak semua orang rajin yang mendapat hasil yang memuaskan,
itu hanya di sebabkan oleh kerajinannya aja. Faktor kecerdasannya pun
mempunya porsi cukup besar.
So…aku menyimpulkan, orang rajin
bukan berarti tidak lebih cerdas dari orang cerdas!. Karena aku melihat
beberapa teman dekatku memang seperti itu. Dan itulah hamba yang baik,
menurutku.
Whatever…sekali lagi itu hanya sebuah pandangan.
Jika
ada sepuluh kepala, maka bisa jadi muncul sepuluh pandangan yang
berbeda juga. Dan semuanya relatif, jika barometernya adalah akal
manusia.
Hmm…
that’s all…
Sabtu, 01 Oktober 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blog Archive
-
▼
2011
(283)
-
▼
Oktober
(48)
- Bekerja Sepenuh Hati
- Belajar Berkata "Cukup"
- Seberapa sering anda jatuh
- Berhenti mengeluh
- Jawaban Tuhan
- Perbedaan Persepsi
- Pasangan dari Tuhan
- Kelinci Sakti (Motivasi)
- [Motivasi] Kisah seekor monyet
- Jangan Pernah Menyerah
- Kereta Api Supercepat di Masa Depan
- Raja Sabar yang Cerdik
- Sedekah yang Paling Baik
- Sumpah Pemuda dan Pemuda Masa Kini
- Manfaat Coklat bagi Kesehatan
- Manfaat Minum Susu Untuk Menurunkan Resiko Kanker ...
- Sejarah, Kisah dan Tradisi Valentine
- Rumah Unik
- 7 Prinsip Membangun Bisnis Dari Usia Muda
- 4 TIPE KEPRIBADIAN MANUSIA
- Rajawali Yang Mati Sebagai Seekor Ayam
- Pak Tua Yang Rajin Berdoa
- Empat Tipe Manusia
- Kekuatan Uang
- 4 Buah Sehat Untuk Orang Diet dan Penderita Diabetes
- 4 Cara Diet Menurunkan Berat Badan Yang Sehat dan ...
- 5 Makanan yang Membahayakan Kesehatan Tulang
- 6 Manfaat Tanaman Rempah-rempah Jahe Untuk Tubuh
- 6 Minuman Menyehatkan Tubuh Untuk Teman Santai Anda
- 9 Tempat Misterius Di Dunia
- 10 Cara Agar Anak Dapat Nilai A++
- 7 Khasiat Sinar Matahari Pagi Bagi Kesehatan Tubuh...
- 6 Langkah Cepat Menghilangkan Rasa Pesimis Dalam Diri
- 10 Tips Sukses Meningkatkan Penjualan Via Internet
- Trik Mudah Menyiasati Otak yang Kelelahan
- 6 Situs Jejaring Sosial Yang Rawan Sasaran Hacker
- 4 Faktor Penyebab Perut Menjadi Buncit
- Teknik Merawat Mata Agar Lebih Sehat dan Awas
- 4 Cara Mudah Membuat Pasangan Makin Sayang dengan ...
- Sejarah Asal Usul Kemunculan Blog
- 10 Kota Paling Romantis
- Nilai Sebuah Senyuman
- Raja yang jujur atau bodoh
- Penyakit Berdasarkan Perilaku Manusia
- Cerita Dengan Huruf T
- Rajin VS Cerdas
- 13 Hukum Kehidupan Untuk Kesuksesan Anda
- Tips Agar Mulut Wangi dan Tidak Berbau
-
▼
Oktober
(48)
Labels
My Stats
Diberdayakan oleh Blogger.
Entri Populer
-
Kompas.com - Tak dipungkiri pentingnya tidur untuk kesehatan. Namun ternyata tidur bukan perkara memejamkan mata saja. Salah memilih posi...
-
Banyak istilah - istilah baru yang digunakan di Media Jejaring sosial... Setidaknya kita harus mengikuti perkembangannya, biar kita tahu dan...
-
Darimana sebenarnya asal-usul ketupat? siapa pertama kali yang menemukan dan mempopulerkan ketupat? Seperti tradisi-tradisi lain di indones...
-
Pernikahan/Perkawinan adalah perpaduan dua hati menuju puncak kehidupan manusia. Serta langkah baru menyatupadukan dua sisi kepribadian sifa...
About Me
- Cantik itu indah
- Saya Reri Kumala Sari, lahir 05 Mei 1990. ingett ya tanggal ultahnya ^_^ cita-cita saya sebenernya sering bgt berubah2, dri pengen jadi artis, jadi guru,jadi dokter dsb. lucu ya anak muda banyak mau nya :) tapi sekarang, yg Alhamdulillah konsisten selalu saya kerjakan sejak bulan Februari 2011 lalu, saya menjadi seorang pebisnis Oriflame d'BC Network, dimana saya kerja bisa langsung online dari rumah. Yuk yg mau ikutan kerja online silahkan inbox. add Facebook saya Reri Kumala Sari.
0 komentar:
Posting Komentar